Pengaruh Konsumsi Kafein pada Pola Tidur

Must read

NagoyaNews – Kafein dapat mengganggu siklus tidur-bangun alami yang akhirnya mempengaruhi tidur. Menurut ulasan tahun 2022 dalam Journal of Sleep Research, kadar adenosin biasanya lebih tinggi di malam hari. Ini artinya orang merasa mengantuk menjelang waktu tidur. Konsumsi kafein akan menghambat adenosin yang dapat membuat orang terlalu waspada untuk dapat tertidur. Kafein juga mengganggu hormon pemicu tidur.

“Saat mengonsumsi kafein di siang hari, di malam hari, hal itu menyebabkan penurunan metabolit utama melatonin, hormon pemicu tidur, yang merupakan salah satu alasan tidur terganggu,” kata Dr. Peter Polos, yang mendapatkan sertifikasi dalam pengobatan tidur dan paru-paru.

Efek kafein yang berdampak pada tidur dapat bertahan lama setelah seteguk terakhir kopi. Begitu berada di dalam tubuh, kafein bertahan selama beberapa jam. Tubuh membutuhkan waktu sekitar enam jam untuk menghilangkan setengah dari efek kafein.

Hambat kualitas tidur

Sebuah studi tahun 2013 dalam Journal of Clinical Sleep Medicine membagi orang menjadi tiga kelompok, yakni individu yang minum kafein enam jam, tiga jam atau tepat sebelum tidur. Hasilnya, bahkan yang berhenti minum kafein enam jam sebelum tidur mengalami pengurangan waktu tidur selama satu jam penuh.

“Karena lamanya waktu yang dibutuhkan kafein untuk meninggalkan sistem, disarankan untuk tidak minum kafein sebelum tidur, setelah makan malam, atau Anda mungkin menghabiskan berjam-jam bolak-balik ketika seharusnya tertidur,” kata Leadley.

Kafein sebenarnya tidak hanya mempengaruhi lama tidur tetapi juga menghambat kualitas tidur. Studi menunjukkan kafein mengurangi gelombang tidur yang merupakan tahap tidur nyenyak dan membuat orang merasa segar dan terjaga di pagi hari.

Tetapi, seberapa banyak orang merespons kafein dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk usia, metabolisme, dan genetika. Satu ulasan tahun 2017 dalam Journal Sleep Medicine menunjukkan orang menjadi lebih sensitif terhadap sifat stimulan kafein seiring bertambahnya usia. Toleransi juga berperan. Individu yang mengonsumsi lebih sedikit kafein lebih sensitif terhadap efek samping, yang dapat menyebabkan keterlambatan tidur.

More articles

spot_img

News Update